Angin dalam perspektif Islam
A.Pengertian Angin
Angin dalam konsep ilmu fisika dapat diartikan aliran udara, ia terbentuk
di antara dua zona atau tempat yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu
di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara
terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.(Mulyono,2006:61-62).
Angin yaitu udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan
tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah kesuhu
udara yang tinggi.
Angin
adalah udara yang bergerak, karena bergerak itulah biasanya angin akan terasa
lebih dingin daripada permukaan udara disekitarnya. Segar berarti kita
merasakan udara yang lebih dingin pada permukaan kulit. Itulah merupakan peran
angin. Jika kita merasakan segarnya angin, maka otak kita merasa fresh dan bisa
berfikir jernih, itulah andil dari oksigen. Oksigen pasti ada di setiap udara
yang kita hirup dan rasakan. Karena tanpa oksigen kita tidak akan bisa
bernafas. Rasa segar yang ditimbulkan oleh oksigen terhadap otak kita
tergantung dari konsentrasi oksigen yag masuk ke dalam otak kita. Contohnya
udara pagi atau udara pegunungan akan lebih menyegarkan otak kita dari pada
udara siang hari atau udara di daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena otak
kita mendapat supply oksigen yang cukup, sehingga dapat bekerja dengan baik.
Jika otak kita dapat bekerja maksimal, maka otak dapat merespon dan mengirimkan
respon yang baik pula terhadap jaringan tubuh yang lain. Sebab itulah jika
oksigen yang kita hirup mencukupii untuk supply oksigen ke otak kita, tubuh
kita akan merasa lebih segar. Dan sebaliknya, jika supply oksigen kurang, tubuh
kita akan cepat lelah, dan kita akan merasa penat.
Faktor-faktor yang mepengaruhi terjadinya angin. Antara lain: gradient
barometris (Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar
yang jaraknya 111 km. Makin besar gradient barometrisnya angin semakin cepat),
letak tempat (kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya),
waktu (di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari), dan tinggi
tempat (semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup).
B. Ayat-ayat Al-Qur’an dan penafsiran menurut ulama tentang angin
1. Manfaat Angin
a. Mengawinkan Tumbuhan
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Angin
dapat membantu mengawinkan tumbuhan dengan cara penyerbukan. Misalnya pada
tumbuhan bunga sepatu, bila ada angin maka benang sari akan terbang dan ada
juga yang jatuh di kepala putik dan setelah itu terjadilah pembuahan dan
terbentuklah bakal biji yang kemudian akan menjadi individu atau tumbuhan baru
(Abdushshamad,2003:102).
- Menggerakkan Awan Sehingga Menjadi Hujan
Angin adalah salah satu penyebab dari
hujan karena anginlah yang membawa awan kemudian awan-awan tersebut berkumpul
dan terjadilah hujan.
Dalam beberapa ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan
terbentuknya hujan karenanya, yaitu :
a.
Al-Hijr:22
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase
pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20,
satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa
angin yang menggerakkan awan.
b.
Al-A’raaf 7 : 57
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam
buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”.
Tafsir : Artinya merupakan kabar
gembira karena hujan akan turun dan mendatangkan kebaikan bagi manusia.
“Hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung.”
Artinya ketika angin itu membawa awan
yang bergumpal-gumpal mengandung air.
“Kami halau ke suatu daerah yang
tandus, lalu Kami turunkan hujan di daearah itu, Kami keluarkan dengan hujan
itu berbagai macam buah-buahan.”
Artinya, Kami giring awan itu untuk menghidupkan tanah yang tandus, yang
tidak ada tanaman ada tanaman dan pepohonannya, lalu Kami turunkan hujan di
tempat itu, sehingga berbagai macam buah-buahan tumbuh di sana.
“Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kalian mengambil pelajaran.”
Artinya, sebagaimana Kami telah menghidupkan tanah yang mati dan tandus dengan
air hujan, maka begitu pula Kami menghidupkan kembali orang yang sudah mati
dari kuburnya. Kami keluarkan mereka menjadi hidup kembali sebagaimana tanaman
yang tumbuh kembali. Hal ini dimaksudkan agar kalian mengingat kebesaran Allah
dan kekuasaan-Nya. Lalu kalian mengesakan dan bersyukur kepada-Nya tas segala
nikmat dan karunia-Nya.
Di
dalam Al-Qur’an banyak disebutkan perumpamaan tentang dihidupkannya orang
mati, dengan bumi yang kering dan gersang, yang menjadi subur dan hidup
setelah terkena air hujan, sebagaimana firman-Nya.
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah)
bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di
atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang
menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (Fushshilat: 39).
“ Maka perhatikanlah bekas-bekas
rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya
(Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan
orang-orang yang telah mati. dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ar-Rum:
50).
Kemudian rentenan ayat-ayat ini
diakhiri dengan satu permisalan yang sangat apik tentang orang Mukmin dan
kafir, yang keduanya dimisalkan dengan tanah yang subur, yang menumbuhkan tanaman
yang rindang lagi menghijau, dan tanah tandus yang tidak memberi manfaat apa
pun.
Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”(Al-A’raf:58)
Dengan kata lain, tanah yang baik dan
subur akan ditumbuhi tanaman yang baik dan subur. Banyak manfaatnya dan juga
ditanamami buah-buahan dengan seizin Allah SWT dan kemudahan yang
diberikan-Nya. Sementara suatu daerah yang tanamannya buruk dan tandus, yang
dipenuhi bebatuan yang licin, tidak akan menumbuhkan tanaman yang kecuali hanya
sedikit dan tak ada artinya apa-apa serta sulit digarap. Karena itu merupakan
tanh yang memang tidak layak ditanami.
Yang demikian itu merupakan
perumpamaan bagi orang Mukmin dan Kafir. Orang Mukmin seperti tanah yang subur,
sedangkan orang kafir seperti tanah ynag tandus dan gersang. Yang keras
tanahnya, tidak layak ditanami yang hanya sesuai dijadikan tempat persembunyian
jenis serangga. Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, “ Ini merupakan
perumpamaan yang dibuat Allah bagi orang Mukmin dan kafir. Orang Mukmin adalah
sosok yang bagus dan amalnya bagus. Seperti tanah yang bagus dan buah-buahannya
pun bagus pula. Adapun orang kafir merupakan sosok yang buruk dan amalnya buruk
pula, seperti tanah yang tandus, tidak memberi manfaat apa pun”
(Ash-Shabuny,2000:38-40).
c.
Al-Furqaan 25 : 48
“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang
Amat bersih,”
Tafsir : Maksudnya yaitu Allahlah yang
mengirimkan angin yang mengambangkan awan untuk memberi tanda bahwa awan
tersebut siap menjadi hujan. Menurut riwayat Ibn amir, hamzah, dan al-kisa-i,
pernyataan busyran dalam ayat ini dibaca nusyran,
yang bermakna: angin-angin yang mengambangkan awan. Apabila kita baca busyran,
menurut qiraah (bacaan) versi Ashim, maka maknanya angin yang membawa kabar
gembira sebagai tanda akan datangnya hujan
(Ash-Shiddieqy,2000:2896).
d.
An Naml 27 : 63
“Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan
dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada
Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan
(dengan-Nya)”.
Tafsir : Maksudnya adalah apakah menyembah Allah SWT, Tuhan yang telah
memberi petunjuk kepadamu dalam kegelapan darat dan laut. Tuhan yang memberikan
akal pikiran, ilmu dan makrifat, sehingga kamu dapat menghadapkan perjalananmu
dengan berpegang kepada ukuran-ukuran yang sudah tetap dan pada masa dahulu
menunjuki kamu dengan perantaraan bintang, bukit-bukit dan tanda lain, serta
mengirim angin yang menjadi tanda akan datangnya hujan dan kebajikan lain,
angin buritan yang membuat perahumu berlayar cepat, serta angin yang
menyebabkan terjadi persarian (perkawinan) di antara tumbuhan itu lebih ataukah
menyembah dewa-dewamu dan patungmu yang lebih baik
(Ash-Shiddieqy,2000:3022).
e. Ar Ruum 30 : 46
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa
berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari
rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari
karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur”.
Tafsir : Di antara dalil yang terdapat pada alam, yang menunujukkan bahwa
Allahlah yang menciptakan alam, bersifat kuasa, mengetahui segala sesuatu dan
berkehendak, memiliki segala hal, memberikan hidup dan mematikan adalah angin
yang mengembirakan kita dengan turunnya hujan, mengawinkan bunga (penyerbukan)
pepohonan hingga terjadilah buah, dan menggerakkan perahu yang tengah berlayar.
Selain itu, juga menunjukkan kepada kita tentang sebagai rahmat-Nya dan
iradat-Nya. Supaya kita dapat mencari sebagian keutamaan Allah
(Ash-Shiddieqy,2000:3188).
c. Prasana Transportasi
c. Prasana Transportasi
“Dialah Tuhan yang menjadikan kamu
dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada
di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di
dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah
angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan
mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada
Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata):
"Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah
Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".(QS.Yunus : 22).
Sudah sejak lama manusia memanfaatkan angin untuk membantu proses
transportasi. Manusia mengenal perahu layar sebagai alat transportasi air yang
mengandalkan aliran angin sebagai penggerak perahu yang tak bermesin itu.
Selain itu pada penerbangan, arah angin sangat menentukan keselamatan
penerbangan. Maka dari itu di setiap bandara selalu ada alat penentu arah dan
kecepatan angin.
2. Angin Kencang
Selain bermanfaat bagi masyarakat, angin juga dapat
menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan seperti angin
topan, angin puting beliung dan lain-lain, angin tersebut adalah angin kencang
yang datang tiba-tiba dan membuat kerusakan. Di dalam beberapa ayat Al-Qur’an
disebutkan antara lain :
- Ibrahim 14 : 18
“Orang-orang yang kafir kepada
Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan
keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil
manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh”.
- Al-Israa’ 17 : 69
“Atau Apakah kamu merasa aman dari
dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin
taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. dan kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami”.
- Al Anbiyaa’ 21 : 81
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk
Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya
ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala
sesuatu”.
Tafsir : Kami tundukkan bagi Sulaiman angin yang kadang-kadanng bertiup
lembut dengan sangat kencang dan kadang-kadang bertiup lembut.Pada
masing-masing keadaan itu, angin berjalan dengan perintahnya ke negeri suci
mana pun yang dia kehendaki. Maka, dia dan para sahabatnya keluar pada waktu
pagi kea rah mana pun yang mereka kehendaki, kemudian kembali kerumahnya di
Syam pada hari itu juga (Al-Maraghiy,1989:95).
- Al-Hajj 22 : 31
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak
mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan
Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung,
atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
Tafsir : Barang siapa menyekutukan Allah dengan selain-Nya, berarti dia
telah membinasakan dirinya sendiri sebinasa-binasanya. Perumpamaannya seperti
keadaan orang yang jatuh dari langit lalu disambar burung, kemudian burung itu
memotng-motong anggota tubuhnya; atau seperti orang yang diterbangkan oleh
angin lalu dijatuhkan di tempat yang jauh dan tidak bisa kembali dari padanya
(Al-Maraghiy,1989:181).
C. Angin ditinjau menurut Sains modern
Para ilmuan memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang angin dalam kehidupan
alam semesta. Dan pendapat tersebut antara lain:
- Pendapat J.Yannev Ewusie
J. Yannev Ewusie menyatakan beberapa peran dan manfaat angin khususnya
dalam ekologi tropika. Menurut J. Yannev
Ewusie komunitas tropika yang berpengaruh terhadap struktur dan species
komunitas tropika itu sendiri. Misalnya angin kering yang berada dibeberapa
bagian daerah tropika dan salah satunya yaitu wilayah afrika barat.
J. Yannev Ewusie juga berpendapat
bahwa kekayaan akan species pada beberapa bagian habitat mungkin disebabkan
arah tiupan angin atau arah arus air.
- Ir. Usman dan Ir.Warkoyo
Ir. Usman dan Ir.Warkoyo menyatakan
bahwa angin merupakan gerak massa udara relative terhadap permukaan bumi pada
arah horizontal dari daerah bertekanan udara tinggi kedaerah bertekanan udara
rendah. Menurut Sanjaya (1970) dalam kondisi tertentu angin tidak memberikan
akibat langsung pada pertumbuhan dan perkembangan serangga. Baru pada kondisi
angin yang kencang dapat berpengaruh pada proses penguapan dan keadaan kelembaban
udara secara tidak langsung memberi akibat keseimbangan suhu tubuh maupun kadar
air tubuh serangga. Pengaruh angin yang paling penting adalah mempengaruhi
pemencaran dan aktivitas serangga, terutama serangga yang bertubuh kecil
seperti kutu daun.
- Pendapat Drs. Sumarito,Dipl.Ed dan Dra. Yundaru Nurantini
Dua ilmuan ini
berpendapat bahwa angin merupakan salah satu factor perantara dalam reproduksi
generatif pada tumbuhan. Proses reproduksi generatif pada
tumbuhan dengan angin sebagai perantaranya disebut sebagai persarian Anemogami.
Disamping itu juga angin mempengaruhi proses transpirasi pada tumbuhan, proses
ini dapat melalui kutikula daun, sub stomata, dan inti sel pada batang.
- Deskripsi Aritoteles tentang awan dan hujan yang dipengaruhi oleh angin
Aritoteles dengan buku ketiganya yang berjudul Meteorological Obsevation
telah mendeskripsikan lapisan udara bahwa ia adalah kawasan bersama api, udara
dan matahari adalah factor pokok dan pertama bagi terjadinya awan, karena
proses penguapan (Veperization) dan pengembunan (kondensasi)merupakan akibat
dari dekat atau jauhnya matahari dari bumi, inilah yang menyebabkan terjadinya
awan. Lebih lanjut Aritoteles menerangkan proses turunnya hujan. Hujan
disebabkan perginya udara panas dari udara yang naik ketempat yang lebih
tinggi, maka menjadi dinginlah uap air. Karena panasnya sudah pergi dan
panasnya menjadi dingin maka meneballah uap air kemudian menjadi air yang jatuh
diatas permukaan bumi, dan proses tersebut berputar mengikuti perjalanan
matahari, ketika matahari berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (dari
utara ke selatan menurut garis edarnya), maka kadar basah (wetness) udara
bertambah atau berkurang dan titik air tersebut besar, maka dinamakan hujan.
a. Pembentukan hujan
dan angin
Penemuan ilmu meteorologi modern telah
menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:Di atas permukaan
laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk
akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan
partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara.
Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu
daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas
atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin
dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel
ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula
berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin
“mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di
bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin
tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak
akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
b. Angin kencang
Seperti angin puting beliung yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai
pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan
punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan angin rata – ratanya
berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb)
yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan menjulang tinggi. Namun,
tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung.
Angin Topan adalah angin
yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi
di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km.